Pengertian dan Komponen Ekosistem

Komponen Biotik dan Komponen Abiotik dalam Ekosistem - Beberapa hari yang lalu saya pelajaran biologi di kelas saya sudah sampai pada bab ekologi. Nah, pada kesempatan kali ini saya akan coba membagikan sebuah rangkuman saya yang saya dapatkan dari guru saya dan juga literatur lain tentang komponen ekosistem. Pada kali rangkuman ini akan dibahas tentang macam - macam komponen dalam ekosistem, yaitu komponen biotik dan kompone abiotik. Langsung saja, Anda bisa membaca sendiri rangkuman saya ini.

Pengertian Komponen Ekosistem

Semua ekosistem, baik ekosistem darat (terestial) maupun ekosistem perairan (akuatik) tersusun atas komponen – komponen. Berdasarkan struktur dasar ekosistem, komponen ekosistem dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu komponen abiotik dan komponen biotik.

Komponen Abiotik

Komponen abiotik adalah komponen fisik atau kimiawi yang terdapat dalam suatu ekosistem sebagai medium atau substrat untuk berlangsungnya suatu kehidupan. Komponen abiotik meliputi udara, air, tanah, garam mineral, sinar matahari, kelembaban, dan derajat keasamaan (pH).
unsur abitok
Ilustrasi unsur abiotik - image by unsplash.com
  • Udara
Udara merupakan sekumpulan gas pembentuk lapisan atmosfer yang menyelimuti Bumi. Udara bersih dan kering di atmosfer mengandung gas dengan komposisi yang permanen, yaitu 70,08% nitrogen (N2); 20,95% oksigen (O2); 0,93% Argon (Ar); 0,35% kabondioksida (CO2) dan gas – gas lain (Neon (Ne), Helium (H), Kripton (Kr), Xenon (Xe), Hidrogen (H2), Metana (CH4)). Selain itu, udara juga mengandung gas yang jumlahnya bisa berubah – ubah, yaitu uap air (H2O), ozon (O3), sulfur dioksida (SO2), dan nitrogen oksida ((NO2). 

Udara berfungsi untuk menunjang kehidupan penghuni ekosistem. Contohnya : gas oksigen untuk respirasi (bernafas) bagi makhluk hidup dan gas karbon dioksida untuk proses fotosintesis tumbuhan.

  • Air
Air mengandung berbagai jenis unsur atau senyawa kimia dalam jumlah yang bevariasi, contohnya natrium, kalsium, ammonium, nitrit, nitrat, dan fosfat. Jumlah unsur yang terkandung dalam air tergantung dari udara dan tanah yang dilalui oleh air. Air dapat berubah wujud menjadi uap, es, dan mencair kembali bergantung pada suhu  lingkungan disekitarnya. Volume air di Bumi mencapai 1.400.000.000 km3, dengan perincian 97% berupa air laut, 2% berupa gunung es di kutub utara dan kutub selatan, 0,75% berupa air tawar (mata air, air sungai, danau, air tanah) dan selebihnya berupa uap air.
  • Tanah
Tanah terbentuk karena proses destruktif (pelapukan batuan, erosi batuan, sedimentasi batuan, pembusukan senyawa organik) dan sintesis (pembentukkan mineral). Komponen utama tanah adalah bahan mineral, bahan organik, air dan udara. Tumbuhan mengambil air dan bahan – bahan mineral dari dalam tanah untuk pertumbuhannya. Sementara manusia menggunakan tanah untuk keperluan lahan pemukiman, pertanian, peternakan, perkantoran, perindustrian, pertambangan, kegiatan transportasi, dan kegiatan manusia lainnya. Jadi fungsi utama tanah dalam ekosistem adalah sebagai substrat bagi makhluk hidup.
  • Garam Mineral
Tumbuhan menyerap garam mineral dari dalam tanah untuk pertumbuhannya. Hewan dan manusia memerlukan garam mineral untuk menjaga keseimbangan asam dan basa, mengatur kerja alat – alat tubuh, dan untuk metabolisme.
  • Sinar Matahari
Sinar matahari merupakan sumber energi bagi seluruh kehidupan di bumi. Di dalam ekosistem, energi dialirkan dari suatu tingkat tropik ke tingkat tropik berikutnya dalam bentuk transformasi energi. Sebagian kecil sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis dan diubah menjadi energi potensial dalam bentuk karbohidrat. Energi potensial yang dihasilkan oleh tumbuhan akan diubah menjadi energi kinetik oleh hewan dan manusia. 

  • Suhu udara
Suhu adalah derajat panas yang bersumber dari radiasi panas, terutama yang bersumber dari matahari. Suhu udara di berbagai ekosistem berbeda – beda, bergantung pada letak garis lintang (latitude) dan ketinggian tempat (altitude). Semakin dekat dengan kutub (lintang dingin) maka suhu udaranya akan semakin dingin dan kering. Suhu merupakan faktor pembatas bagi kehidupan dan mempengaruhi keanekaragaman hayati di suatu ekosistem. Pada umumnya, makhluk hidup dapat bertahan hidup pada suhu lingkungan 0-40 C. Beberapa jenis makhluk hidup melakukan hibernasi (tidak aktif atau tidur panjang) pada suhu yang sangat rendah (musim dingin), namun akan aktif dan berkembang biak bila suhu lingkungan sudah normal kembali.
  • Kelembaban udara
Kelembaban udara adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam udara. Kelembaban udara di suatu ekosistem dipengaruhi oleh intensitas sinar matahari, angin dan curah hujan. Kelembaban sangat mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Daerah dengan tingkat kelembaban yang berbeda akan menghasilkan ekosistem dengan komposisi tumbuhan yang berbeda.
  • Derajat keasaman (pH)
Keadaan pH sangat berpengaruh terhadap kehidupan tumbuhan. Tumbuhan akan tumbuh dengan baik pada pH optimum, yaitu berkisar anatara 5,8 – 7,2. Nilai pH tanah dipengaruhi oleh curah hujan, punggunaan pupuk (khususnya pupuk kimia), aktivitas akar tanaman, dan penguraian mineral tanah.
  • Topografi 
Topografi adalah keadaan naik turun atau tinggi rendahnya permukaan bumi. Topografi mempengaruhi keadaan cuaca yang menyangkut suhu dan kelembaban. Hal ini dikarenakan semakin tinggi tempat maka akan semakin rendah suhu, dan juga sebaliknya. Topografi juga menentukan keanekaragaman hayati dan penyebaran suatu organisme.

Komponen Biotik

Komponen biotik meliputi seluruh makhluk hidup yang ada di bumi. Antara lain, bakteri, virus, jamur, tumbuhan, hewan, dan manusia. Berdasarkan segi tingkatan tropic atau nutrisi, maka komponen biotik dalam ekosistem dibedakan menjadi dua macam, yaitu komponen autotroph dan komponen heterotrof.
Ilustrasi unsur biotik - image by unsplash.com
  • Komponen Autotrof
Organisme autotrof adalah organisme uniseluler ataupun multiseluler yang memiliki klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Jadi pada intinya, organisme autotrof adalah organisme yang mampu membuat makan sendiri tanpa bantuan makhluk hidup lain dengan mengandalkan bahan – bahan abiotik yang tersedia. Misalnya fitoplankton, ganggang, tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan berbiji. Dari hasil fotosintesis dihasilkan karbohidrat dan oksigen. Dalam ekosistem dan rantai makanan organisme autotroph merupakan produsen utama.
  • Komponen Heterotrof 
Organisme heterotrof adalah organisme yang tidak mampu membuat makan sendiri. Dalam hidupnya organisme heterotrof selalu memanfaatkan bahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai bahan makanannya. Dengan demikian berarti tingkatan organisme dalam rantai makanan dan dalam ekosistem adalah sebagai konsumen.

Organisme heterotrof  terdiri atas herbivora sebagai konsumen primer (konsumen tingkat I), karnivora yang memakan heterotrof  sebagai konsumen sekunder (konsumen tingkat II), karnivora sebagai pemakan karnivora sebagai konsumen tersier (konsumen tingkat III), dekomposer serta detritivor.

Organisme heterotrof juga dikelompokkan menjadi dua, yaitu parasit dan detritivor. Parasit hidup di luar atau di dalam tubuh inang yang masih hidup, misalnya kutu yang hidup di kepala manusia. Detritivor hidup dengan cara memakan serpihan tumbuhan atau hewan yang sudah mati, misalnya rayap, cacing tanah, dan hewan kaki seribu.
  • Dekomposer
Dekomposer adalah mikroorganisme yang menguraikan zat organik sisa tumbuhan atu hewan (detritus), seperti selulosa atau kitin, menjadi zat yang lebih sederhana. Contoh dari decomposer adalah bakteri dan fungi (jamur). Nutrien anorganik hasil dari penguraian dilepaskan ke ekosistem (proses mineralisasi) yang kemudian digunakan kembali oleh produden.