Pengertian Jenis dan Manfaat Sungai

Pada kesempatan kali ini saya akan membagikan sebuah rangkuman saya tentang sungai. Ya, sungai mungkin anda sudah tak asing lagi dengan kata ini. Nah, pada kesempatan kali ini saya akan mengupas lebih dalam lagi tentang sungai, diantaranya tentang pengertian sungai, jenis sungai berdasarkan sumber airnya, debitnya, struktur geologinya, arah alirannya, pola aliran sungai, serta manfaat sungai.

Pengertian Sungai

Sungai adalah saluran alami yang berfungsi mengalirkan air hujan, air tanah, maupun air salju yang mencair ke danau, ke laut atau ke sungai lain yang lebih besar. Ilmu yang mempelajari tentang sungai disebut potamologi. Aliran sungai merupakan aliran yang bersumber dari tiga jenis limpasan, yaitu limpasan air tanah, limpasan anak sungai, dan limpasan yang berasal dari air hujan.

Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Aliran Sungai

  1. Kemiringan lereng aliran sungai atau gradient sungai
  2. Volume air sungai
  3. Muatan atau materi yang terangkut dalam aliran sungai

Jenis – Jenis Sungai

Jenis sungai berdasarkan sumber airnya

  1. Sungai hujan, yaitu sungai yang sumber airnya dari air hujan. Sebagian besar sungai di Indonesia (khususnya di daerah tadah hujan) jenis sungainya merupakan sungai hujan.
  2. Sungai mata air, yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari mata air.
  3. Sungai gletser, yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari es, salju, atau gletser mencair. Banyak terdapat di daerah dingin.
  4. Sungai campuran, yaitu sungai yang airnya bersumber dari campuran dua atau tiga sumber air di atas. Contohnya adalah sungai Memberamo dan Sungai Digul.

Jenis sungai berdasarkan volumenya/kontinuitas aliran/debitnya

  1. Sungai ephemeral (ephemeral = temporer), yaitu sungai yang mengalir pada saat terjadinya hujan dan beberapa saat setelah hujan selesai.
  2. Sungai intermittent (intermittent = selang – seling), yaitu sungai yang mengalirkan airnya pada musim penghujan, sedangkan pada musim kemarau kering. Sungai seperti ini disebut sebagai sungai episodik.
  3. Sungai pherenial (perennial = abadi ; terus – menerus), yaitu sungai yang airnya mengalir sepanjang tahun. Tipe sungai ini dapat dibedakan sebagai berikut.
  4. Sungai periodik, yaitu sungai yang pada musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya sedikit.
  5. Sungai permanen, yaitu sungai yang pada musim penghujan dan musim kemarau debit airnya hampir sama.

Jenis sungai berdasarkan struktur geologinya

  1. Sungai antiseden (antecedent = pengganti), yaitu sungai yang mampu mempertahankan alirannya, meskipun terjadi pengangkatan secara perlahan. Hal ini dikarenakan erosi sungai dapat mengimbangi pengangkatan lapisan batuan yang dilaluinya.
  2. Sungai reverse (reverse = membalikkan), yaitu sungai yang tidak mampu mengimbangi pengangkatan sehingga terjadi perubahan arah aliran.
  3. Sungai epigenesa, yaitu sungai yang mengalir pada suatu daratan paneplain sehingga struktur batuan di dataran tersebut tersingkap. Sungai epigenesa ini terus mengikis batuan yang dilaluinya sehingga dapat mencapai batuan induknya. Contohnya adala sungai Colorado yang terus mengikis daerah yang dilaluinya sampai pada batuan induknya.
  4. Sungai superimposed atau sungai superposed, yaitu sungai yang mengalir pada lapisan sedimen atau dataran alluvial yang menutupi lapisan dibawahnya.
  5. Sungai anaklinal, yaitu sungi yang mengalir pada permukaan, yang terangkat secara lambat dan arah pengangkatan tersebut berlawanan dengan arah arus sungai.
  6. Sungai compound (compound = majemuk ; berlawanan), yaitu sungai yang mengalir dari daerah yang berlawanan struktur geologinya.
  7. Sungai komposit (composite = gabungan), yaitu sungai yang mengalir melewati daerah – daerah yang berlainan struktur geologinya. Kebanyakan sungai besar merupakan sungai komposit.

Jenis sungai berdasarkan arah alirannya :

arah aliran sungai
  1. Sungai konsekuen, yaitu sungai yang arah alirannya sesuai dengan kemiringan struktur geologisnya.
  2. Sungai subsekuen, yaitu sungai yang arah aliran airnya tegak lurus dengan sungai konsekuen.
  3. Sungai obsekuen, yaitu sungai yang arah aliran airnya berlawanan dengan sungai konsekuen dan menuju sungai subsekuen.
  4. Sungai resekuen, yaitu sungai yang aliran airnya sesuai dengan sungai konsekuen dan menuju sungai subsekuen.
  5. Sungai insekuen, yaitu sungai yang arah alirannyatidak teratur


Jenis sungai berdasarkan profilnya :


Karakteristik Sungai stadium muda Sungai stadium dewasa Sungai stadium tua
Kemiringan lereng Besar (curam) Sedang Kecil (landai)
Aliran Deras Sedang Lemah
Erosi Erosi vertikal lebih dominan Erosi vetikal dan erosi lateral sama dominan Erosi lateral lebih dominan
Bentuk lembah Huruf V Huruf U Huruf U asimetri
Dasar lembah Bedrock, berjeram, air terjun Sebagian alluvial, rapid, berjeram Alluvial, tidak ada jeram
Sedimentasi Hampir tidak ada sedimentasi Sedimentasi membentuk point bar Sedimentasi membentuk ponit bar, flood plain
Meander Belum membentuk meander Mulai membentuk meander menader sudah terbentuk
Hubungan dengan air tanah Effluent atau tidak ada kontak dengan air tanah Umumnya effluent Influent atau mengisi air tanah
Lebar lembah Lebar lembah = lebar penampang basah Lebar lembah <10x lebar penampang basahLebar lembah <10x lebar penampang basah

Pola Aliran Sungai

Faktor – faktor yang mempengaruhi pola aliran sungai :

Letak atau kedudukan batuan dasar terhadap sungai

  1. Bentuk lapisan batuan
  2. Kekerasan permukaan batuan atau tanah
  3. Keberadaan retakan, kekar, atau patahan
  4. Struktur geologi suatu daerah

Pola aliran sungai menurut Van der Weg

  1. Pola erosional (erosional pattern), dominan karena pengaruh erosi (degradasi). Yang termasuk dalam pola erosional antara lain pola dendritik (sub dendritik), pola radial, pola angular (sub angular), pola tralis dan pola rectangular.
  2. Pola pengendapan (depositional pattern), dominan karena pengaruh sedimentasi (agradasi). Yang termmasuk dalam pola pengendapan antara lain pola - pola lurus (elongate), pola menganyam ( braided), pola berkelok (meandering), pola yazoo, pola rektikular dan pola dikhotomik.
  3. Pola khusus (special pattern), pola khusus dibagi menjadi dua, yaitu dibagi menjadi pola pe-ngaliran internal seperti pola "sinkhole" pada bentuklahan karst (gamping) dan pola "palimpset" atau "berbed" untuk daerah yang dianggap khusus.

Pola aliran sungai menurut Lobeck

pola aliran sungai

  1. Pola dendritic, yaitu pola pengaliran dengan bentuk seperti cabang pohon atau akar, dengan anak-anak sungai dan cabang-cabangnya mempunyai arah yang tidak beraturan. Pola sungai dendritic pada umumnya berkembang pada batuan yang resistensinya seragam, batuan sedimen datar, atau hampir datar, daerah batuan beku masif, daerah lipatan, daerah metamorf yang kompleks, dan lereng – lerengnya tidak begitu terjal sehingga sungai – sungainya tidak cukup kuat untuk menempuh jalur yang lurus dan pendek.
  2. Pola rectangular, adalah pola pengaliran dimana anak-anak sungainya membentuk sudut tegak lurus dengan sungai utamanya. Pola pengaliran ini terjadi pada daerah patahan yang bersistem (teratur).
  3. Pola annular, adalah pola pengaliran dimana sungai atau anak sungainya mempunyai penyebaran yang melingkar, sering dijumpai pada daerah kubah berstadia dewasa.
  4. Pola radial sentrifugal, adalah pola pengaliran yang arah – arah pengalirannya menyebar ke segala arah dari suatu pusat. Pola aliran ini biasnya terjadi kerucut gunung berapi atau dome yang baru mencapai stadium muda dan arah alirannya menurunni lereng. 
  5. Pola radial sentripetal, adalah pola pengaliran yang arah – arah pengalirannya memusat dari segala arah pada suatu titik. Pola radial sentripetal banyak terdapat pada suatu kawah atau kaldera gunung atau depresi lainnya, sehingga arah alirannya menuju pusat depresi,
  6. Pola trellis, adalah pola pengaliran yang berbentuk seperti daun dengan anak-anak sungai sejajar. Sungai utamanya biasanya memanjang searah dengan jurus perlapisan batuan.
Pola pengaliran sungai lain
  1. Pola Multi basinal atau sink hole adalah pola pengaliran yang tidak sempurna, kadang nampak di permukaan bumi, kadang tidak nampak, yang dikenal sebagai sungai bawah tanah. Pola pengaliran ini berkembang pada daerah karst atau daerah batugamping.
  2. Pola Parallel, adalah pola pengaliran yang sejajar arah alirannya. Pola ini sering dijumpai pada daerah yang lerengnya mempunyai kemiringan yang nyata, dan berkembang pada batuan yang bertekstur halus dan homogen.  
  3. Pola Contorted, adalah pola pengaliran dimana arah alirannya berbalik / berbalik arah. Kontrol struktur yang bekerja berupa pola lipatan yang tidak beraturan yang memungkinkan terbentuknya suatu tikungan atau belokan pada lapisan sedimen yang ada.

Manfaat Sungai

Sungai memegang peranan penting bagi kehidupan manusia dan lingkungan. Karena pentingnya inilah, banyak pusat – pusat pemukiman, kerajaan, kota yang berada disekitar daerah sungai. Berikut merupakan beberapa manfaat sungai :
  1. Sungai sebagai sumber bahan – bahan bangunan, seperti pasir, batu, dan kerikil.
  2. Sungai dapat menjadi sumber mata pencaharian penduduk, seperti perikanan dan pariwisata.
  3. Sungai dan air terjun dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik.
  4. Sungai dapat dijadikan sebagai sumber irigasi.
  5. Sungai mengandung banyak mineral yang dibutuhkan oleh tanaman.
  6. Hasil pengendapan sungai dapat menghasilkan dataran alluvial yang subur.
  7. Sungai memegang peranan yang penting bagi kelangsungan industry yang memerlukan banyak air, seperti industry penyulingan minyak, indukstri kimia, dan industri pupuk.
  8. Sungai dapat dimanfaatkan sebagai sarana transportasi.