Beberapa point yang akan kita bahas pada kesempatan kali ini antara lain :
- Pengertian Teori Kabut atau teori nebula
- Pengertian teori planetesimal
- Pengertian Teori pasang surut gas
- Pengertian Teori awan debu (proto planet)
- Pengertian Teori bintang kembar
- Pengertian Teori ledakan bintang
Baiklah tanpa panjang lebar langsung saja kita bahas teori – teori di atas satu per satu.
1. Teori Kabut (Nebula)
Immanuel Kant
Immanuel Kant merupakan seorang filsuf dan ilmuan Jerman pada tahun 1755, ia membuat hipotesis yang menyatakan bahwa tata surya terbentuk oleh gumpalan kabut (nebula) yang terdiri atas bermacam-macam gas.
Nebula tersebut berpilin lambat. Gas-gas yang berukuran besar menarik gas-gas yang berukuran kecil sehingga membentuk gumpalan gas yang mirip dengan cakram. Ketika cakram tersebut memepat, sebagian besar gas berada di pusat cakram. Pusat cakram membentuk gumpalan kabut bermassa besar yang kemudian menjadi Matahari. Adapun gas-gas di bagian tepi mengalami penurunan suhu dan menyusut membentuk planet-planet yang mengelilingi Matahari
Pierre Simon de Laplase
Pierre Simon de Laplase merupakan seorang ahli fisika Prancis. Pada tahun 1796 ia menyatakan bahwa tata surya berasal dari kabut panas yang berpilin karena kabut selalu memancarkan panas di alam semesta yang dingin, kabut tersebut mengalami penyusutan dan membentuk bola gas. Penyusutan itu menyebabkan pilinan bola gas makin cepat. Akibatnya terjadi pemepatan di kedua kutubnya dan melebar di bagian ekuator menyerupai gelang-gelang karena penumpukan gas.
Pilinan bola gas yang makin cepat menyebabkan sebagian massa gas di ekuator makin menjauh dari bola gas, kemudian membentuk bola-bola gas yang lebih kecil dan mengelilingi bola gas awal. Bola-bola gas kecil tersebut kemudian mendingin menjadi planet, sedangkan bola gas awal menjadi Matahari.
2. Teori Planetesimal
Teori planetesimal dikemukakan oleh Camberlin dan Moulton pada tahun 1905. teori planetesimal menyatakan bahwa tata surya berasal dari gumpalan kabut yang berbentuk spiral atau pilin sehingga disebut kabut pilin. Didalam kabut itu terdapat material-material padat yang disebut plenetesimal. Tiap-tiap planetesimal mempunyai orbit bebas sehingga terjadi tabrakan-tabrakan. Dengan adanya gaya gravitasi, terbentuklah gumpalan-gumpalan yang besar dan lebih pampat. Gumpalan terbesar terletak di tengah (pusat) kabut dan menjadi pusat peredaran yang kemudian dosebut Matahari. Adapun gumpalan-gumpalan yang lebih kecil menjadi planet-planet yang secara bersama-sama berevolusi terhadap Matahari.
3. Teori Pasang Surut Gas
Teori pasang surut pertama kali disampaikan oleh Buffon (1707-1788). Buffon menyatakan bahwa tata surya berasal dari adanya materi Matahari yang terlempar akibat bertubrukan dengan komet. Teori pasang surut yang dikemukakan Buffon kemudian diperbaiki oleh dua orang ilmuwan Inggris, yaitu Sir James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1919.
Jeans dan Jeffreys menyatakan bahwa tata surya terbentuk oleh efek pasang gas-gas pada Matahari. Efek pasang itu disebabkan oleh gaya gravitasi sebuah bintang besar yang melintasi Matahari. Gas-gas panas tersebut kemudian terlepas dari Matahari dan mulai mengelilingi Matahari. Selanjutnya, gas-gas panas berubah menjadi bola-bola cair. Tiap-tiap bola secara perlahan mendingin dan membentuk lapisan keras di sekelilingnya menjadi planet-planet dan satelit-satelit.
4. Teori Awan Debu (Proto Planet) atau Teori Kuiper
Teori proto planet dikemukakan oleh seorang ahli astronomi Jerman, Carl Von Weizsaecker pada tahun 1940. teori proto planet kemudian disempurnakan antara lain oleh Gerard P. Kuiper pada tahun 1950. teori proto planet menyatakan bahwa tata surya terbentuk oleh gumpalan awan gas dan debu yang jumlahnya sangat banyak. Lebih dari 15.000 juta tahun yang lalu salah satu gumpalan mengalami pemampatan dan menarik partikel-paetikel debu membentuk gumpalan bola. Pada saat itulah terjadi pilinan.
Dengan adanya pilinan, gumpalan bola menjadi pipih menyerupai cakram, yaitu tebal dibagian tengah dan pipih dibagian tepinya. Bagian tengah yang tebal berpilin lebih lambat dari pada bagian tepinya. Partikel-partikel di bagian tengah saling menekan sehingga menimbulkan panas dan cahaya. Bagian tengah itu kemudian menjadi Matahari.
Partikel-partikel di bagian tepi yang berpilin lebih cepat menyebabkan gumpalan-gumpalan yang lebih kecil. Gumpalan –gumpalan itu kemudian membeku menjadi bahan planet dan satelitnya. Oleh karena itu, bahan-bahan planet tersebut disebut protoplanet dan teorinya disebut teori protoplanet.
5. Teori Bintang Kembar
Teori bintang kembar dikemukakakan oleh seorang ahli astronomi Inggris R.A. Lyttleton sekitar tahun 1930-an. Teori itu menyatakan bahwa galaksi kita berisi banyak kombinasi bintang kembar. Oleh karena itu, Lyttleton juga menganggap Matahari memiliki sebuah bintang sebagai kembarannya. Bintang kembaran Matahari tersebut kemudian meledak menjadi unsur-unsur gas dan terperangkap oleh gaya gravitasi Matahari. Awan gas kemudian mendingin membentuk planet - planet dan satelit - satelitnya yang mengelilingi Matahari dan membentuk tata surya. Adapun proses pembentukan planet dan satelit sama dengan teori pasang surut.
6. Teori Ledakan Bintang
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli astronomi dari Inggris yaitu Fred Hoyle pada tahun 1956. Kemungkinan Matahari mempunyai kawan sebuah bintang dan pada mulanya berevolusi satu sama lain. Ada juga diantaranya yang memadat dan mungkin terjerat ke dalam orbit Matahari.
Banyak bintang yang meledak di luar angkasa. Teori ini didukung oleh banyak ahli astronomi dikarenakan memang ada bintang ganda atau bintang kembar di luar angkasa. Keberatan dengan teori ini adalah kebanyakan bintang berjarak 25 tahun cahaya dari Matahari, agak serupa dengan Matahari, dan sangat stabil.
Itulah beberapa teori pembentukan tata surya yang dapat anda ketahui. Jika ada pertanyaan silakan tuli saja pada kolom komentar di bawah ini. Sekian dan semoga bermanfaat.
Itulah beberapa teori pembentukan tata surya yang dapat anda ketahui. Jika ada pertanyaan silakan tuli saja pada kolom komentar di bawah ini. Sekian dan semoga bermanfaat.