Singasari merupakan sebuah kerajaan yang berada di Jawa Timur. Mayoritas rakyat Singasari menganut agama hindu aliran siwa dan agama budha.
Untuk pelajaran yang lebih efektif, silahkan download file Kerajaan Singasari.ppt disini
Sejarah Berdirinya Kerajaan Singasari
Sejarah berdirinya kerajaan Singasari tidak lepas dari sejarah kerajaan Kediri. Singasari dirikan oleh Ken Arok. Seperti yang diceritakan dalam kitab Pararaton, bahwa sebenarnya Singasari atau Tumapel adalah sebuah daerah kecil dibawah kekuasaan kerajaan Kediri. Pada saat itu Tumapel dipimpin oleh seorang akuwu (setara dengan camat) yang bernama Tunggul Ametung.
Perlu anda ketahui bahwa keris yang digunakan oleh Ken Arok untuk membunuh Tunggul Ametung adalah keris buatan Mpu Gandring. Keris tersebut sebenarnya belum sempurna, namun karena Ken Arok sudah tidak sabar ingin memperistri Ken Dedes, akhirnya Ken Arok pun merebut keris itu darri Mpu Gandring, dan membunuh Mpu Gandring dengan keris tersebut. Namun, sebelum Mpu Gandring meninggal, ia membuat sebuah kutukan, bahwa keris tersebut akan membunuh Ken Arok sampai tujuh keturunan.
Sebelum menjadi raja, Ken Arok adalah seorang pegawai kerajaan. Ken Arok kemudian tertarik pada kecantikkan istri Tunggul Ametung yang bernama Ken Dedes. Dengan cara yang snagat licik dan rapi, Ken Arok akhirnya dapat membunuh tunggul metung lalu memperistri Ken Dedes. setelah Ken Arok menjadi akuwu Tumapel, ia segera melepaskan tumpale dari kekuasaan kerajaan Kediri.
Kerajaan Kediri pada saat itu dipimpin oleh seorang raja yang bernama Kertajaya. Kertajaya merupakan seorang raja yang sangat sombong dan tidak menghormati para brahmana. Melihat hal itu, para brahmana Kediri kecewa. Lalu para brahmana itu meminta bantuan Ken Arok untuk menyerang Kertajaya. Mendengar hal itu, Ken Arok sangat senang, karena disinilah ia meneukan sebuah peluang untuk menghacurkan kerajaan Kediri.
Akhirnya Ken Arok, para brahmana dan pasukannya perang melawan Kertajaya dan pasukannya di desa Ganter. Pada pertempuran itu, Ken Arok berhasil mengalahkan pasukan Kediri. Setelah itu, Ken Arok mendirikan kerajaan Singasari dan mengangkat dirinya sebagai raja pertama dari kerajaan Singasari dengan gelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi.
Siapa Pendiri Kerajaan Singasari Sebenarnya?
Berdasarkan kitab Pararaton diatas, kita tahu bahwa pendiri Kerajaan Singasari adalah Ken Arok pada tahun 1222 M. Namun menurut kitab Negarakertagama karya Mpu Prapanca Tumapel atau Singasari yang dirikan pada tahun 1.222 M. merupakan sebuah kerajaan yang didirikan oleh Ranggah Rajasa Sang Girinathaputra. Sementara menurut prasasti Mula Malurung yang dibuat oleh raja Kertanegara, pendiri dari kerajaan Singasari adalah Bhatara Siwa.
Raja – Raja Kerajaan Singasari
Berikut ini adalah beberapa raja dari kerajaan Singasari
1. Ken Arok (1222 – 1227 M)
Setelah menjadi raja, Ken Arok bergelar Sri Ranggah Rajasa ang Amurwabhumi. Ia mendirikan dinasti bernama Girindrawangsa. Pendirian dinasti itu bertujuan membersihkan masa lalu Ken Arok. Perlu diketahui, Ken Arok menjadi raja dengan melalui berbagai skandal, seperti membunuh Mpu Gandring, Tunggul Ametung, mengawini istri Tanggul Ametung yang bernama Ken dedes, dan memberontak terhadap Kadiri. Pendirian dinasti itu juga agar keturunan Ken Arok tidak ternoda dengan skandal yang pernah dilakukannya.
Ken Arok memerintah Singhasari selama 5 tahun. Masa pemerintahnnya berakhir tragis. Ia terbunuh oleh Anusapati, anak dari perkawinan Ken Dedes dengan Tunggul Ametung. Lebih tragis lagi, Karen ia dibunuh dengan keris yang digunakannya untuk membunuh Tanggul Ametung.
2. Anusapati (1227 – 1248 M)
Tahun 1227 M, Anusapati naik tahta sebagai raja Singasari. Ia memerintah selama 21 tahun, namun selama itu ia belum mampu berbuat banyak terhadap pambangunan kerajaan.
Kegemaran Anusapti adalah menyabung ayam, kebiasaan itu dimanfaatkan oleh Tohjaya (anak dari perkawinan Ken Arok dan Ken umang) untuk menyingkirkan Anusapati. Dalam suatu kesempatan, Anusapati itu diundang ke rumah Tohjaya untuk menyabung ayam, Tohjaya menikam Anusapati, dengan keris yang pernah digunakan Anusapati untuk membunuh Ken Arok.
3. Tohjaya (1248 M)
Tohjaya hanya memerintah selama beberapa bulan. Penyebabnya adalah kemelut politik. Ranggawuni, putera Anusapati, menuntut hak atas tahta Singashari. Ranggawuni didukung oleh Mahisa Campaka, cucu dari perkawinan Ken Arok dan Ken Dedes. Semakin kuatnya dukungan terhadap Ranggawuni dan Mahisa Campaka membuat kedudukan Tohjaya dapat digulingkan.
4. Ranggawuni (1248 – 1268 M)
Ranggawuni yang bergelar Wisnuwardhana memerintah Singasari bersama dengan Mahesa Cempaka yang bergelar Narasinghamurti. Ranggawuni adalah satu – satunya raja dari Singasari yang meninggal dengan tidak terbunuh. Di tengah masa pemerintahannya, Ranggawuni mengangkat puteranya Kertanegara menjadi yuvaraja atau raja muda. Pengangkatan itu bertujuan menyiapkan Kertanegara menjadi raja yang cakap.
5. Kertanegara (1268 – 1292 M)
Kertanegara naik tahta dengan gelar Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Kertanegara merupakan raja terbesar dan terakhir dari kerajaan Singasari. Kertanegara mempunyai cita – cita untuk memeprsatukan nusantara. Dalam pemerintahan, raja dibantu oleh tiga orang mahamenteri, yaitu mahamenteri i hino, mahamenteri i halu, dan mahamenteri i sirikan. Untuk mencapai cita – citanya tersebut, Kertanegara mengganti beberapa pejabat yang kolot dengan pejabat yang baru, seperti Patih Raganata diganti oleh Patih Aragani. Banyak Wide dijadikan bupati semenep dengan gelar Aria Wiaraja.
Setelah Jawa dapat disatukan, selanjutnya Kertanegara mengirimkan pasukkannya ke Melayu yang dikenal dengan ekspedisi Pamalayu. Pada tahun 1275 M, ia berhasil menguasi kerajaan Melayu. Hal ini ditandai dengan adanya arca Amoghapasa ke Dharmawangsa atas perintah raja Kertanegara
Untuk urusan keagamaan, ia dibantu oleh seorang kepala agama Budha yang dikenal dengan sebutan darmadhyaksa ring kasogatan dan seorang maha brahmana (kepala agama Hindu) yang dikenal dengan sebutan dharmadyaksa ring kasaiwan
Kehidupan Ekonomi Singsari
Tidak ada sumber yang jelas mengenai kehidupan ekonomi dari Kerajaan Singasari ini. Namun ada kemungkinan, bahwa sektor perekonomian Singasari ini lebih ditekankan pada pertanian, perdagangan, dan pelayaran. Hal ini tidak lepas dari dua sungai yang dimanfaatkan oleh rakyat Singasari, yaitu sungai Brantas dan sungai Bengawan Solo yang dapat dimanfaatkan untuk irigasi pertanian, sekaligus untuk pelayaran.
Kehidupan Sosial Singasari
Ketika Ken Arok menjadi Akuwu di Tumapel, ia berusaha meningkatkan kehidupan sosial masyarakatnya. Terjaminnya kehidupan sosial masyarakat Tumapel mengakibatkan bergabungnya daerah-daerah di sekitarnya. Perhatian Ken Arok bertambah besar ketika ia menjadi raja di Singasari. Dengan demikian, rakyat hidup dengan aman dan damai untuk mencapai kesejahteraannya.
Akan tetapi, ketika masa pemerintahan Anusapati, kehidupan sosial masyarakat Siongasari kurang mendapatkan perhatian. Baru pada masa pemerintahan Wisnuwardana, kehidupan sosial masyarakatnya teratur baik.Rakyat hidup dengan tentram dan damai. Begitu juga masa pemerintahan Kertanegara.
Kehidupan Politik Singasari
Beberapa langkah – langkah politik yang ditempuh pada masa Kerajaan singasari adalah sebagai berikut :
Politik Dalam Negeri:
- Mengadakan pergeseran pembantu-pembantunya seperti Mahapatih Raganata digantikan oleh Aragani, dll.
- Berbuat baik terhadap lawan-lawan politiknya seperti mengangkat putra Jayakatwang (Raja Kediri) yang bernama Ardharaja menjadi menantunya.
- Memperkuat angkatan perang.
Politik Luar Negeri:
- Melaksanakan Ekspedisi Pamalayu untuk menguasai Kerajaan melayu serta melemahkan posisi Kerajaan Sriwijaya di Selat Malaka.
- Menguasai Bali.
- Menguasai Jawa Barat.
- Menguasai Malaka dan Kalimantan.
Kehidupan Budaya Kerajaan Singasari
Gambaran tentang perkembangan budaya dari kerajaan singasari ini dapat dilihat dari peninggalan – peninggalan budayanya yang antara lain berupa candi, arca, dan prasasti. Berikut ini adalah beberapa budaya hasil peninggalan kerajaan singasari :
- Candi singasari
Berdasarkan penyebutannya dalam kitab Pararaton dan dari prasasti Gajah Mada yang ditemukan didepan komplek candi Singasari ini, candi singasari merupakan tempat pendarmaan atau makan dari Raja Kertanegara yang meninggal pada tahun 1292 akibat diserang oleh pasukan gelang – gelang yang dipimpin oleh Jayakatwang. Candi singasari ini terletak di kecamatan Singasari, Jawa Timur. Tepatnya terletak di lembah diantara pegungungan Tengger dan Gunung Arjuna.
- Candi Jago
Candi jago merupakan candi yang digunakan untuk peribadatan oleh raja kertanegara. Relief kunjarakarna dan pancatantra dapat anda temukan di candi ini.
- Candi Sumberawan
Padda jaman dahulu candi ini dimanfaatkan oleh umat budha kerajaan singasari untuk melaksanakan peribadatan. Lokasi candi ini berjarak 6 km dari candi singasari. Candi sumberawan merupakan satu – satunya candi di Jawa Timur yang pada bagian atasnya terdapat stupa.
- Candi Jawi
Banyak yang mengira bahwa pada jaman dahulu candi ini dimanfaatkan uuntuk peribadatan umat budha. Namun ternyata candi ini merupakan tempat penyimpanan sebagian abu raja kertanegara (yang sebagian lagi disimpan di candi Singasari). Candi ini terletak di pertengahan jalan raya antara kecamatan Pandaan – Prigen – Pringebukan.
- Candi Kidal
Candi kidal adalah salah satu candi warisan kerajaan Singasari. Candi ini merupakan tempat pemakaman dari raja Anusapati.
- Prasasti Manjusri
Prasasti manjusri ini merupakan sebuah prasasti yang dipahatkan pada arca Manjusri. Pada jaman dahulu prasasti ini berada di belakang candi Jago. Namun sekarang prasasti ini tersimpan di Monumen Nasional (Monas) Jakarta.
- Prasasti Mula Malurung
Prasasti ini merupakan bukti pengesahan penganugrahan dari Desa Mula dan Desa Malurung. Prasasti ini dibuat oleh Raja Kertanegara pada saat masih muda atas perintah ayahnya, Wisnuwardhana. Prasasti ini berupa lempengan tembaga.
Kumpulan lempengan Prasasti Mula Malurung ditemukan pada dua waktu yang berbeda. Sebanyak sepuluh lempeng ditemukan pada tahun 1975 di dekat kota Kediri, Jawa Timur. Sedangkan pada bulan Mei 2001, kembali ditemukan tiga lempeng di lapak penjual barang loak, tak jauh dari lokasi penemuan sebelumnya. Keseluruhan lempeng prasasti saat ini disimpan di Museum Nasional Indonesia, Jakarta.
- Prasasti Singosari
Prasasti yang bertarikh tahun 1351 M. Prasasti yang ditulis dengan menggunakan aksara jawa ini di Temukan di Kecamatan Singosari, Malang, Jawa Timur. Namun sekarang, prasasti ini disimpan di dalam museum Gajah Mada.
Prasasti ini ditulis untuk mengenang pembangunan sebuah caitya atau candi pemakaman yang dilaksanakan oleh Mahapatih Gajah Mada. Paruh pertama prasasti ini merupakan pentarikhan tanggal yang sangat terperinci, termasuk pemaparan letak benda-benda angkasa. Paruh kedua mengemukakan maksud prasasti ini, yaitu sebagai pariwara pembangunan sebuah caitya.
- Prasasti Wurare
Prasasti Wurare adalah sebuah prasasti yang isinya memperingati penobatan arca Mahaksobhya di sebuah tempat bernama Wurare (sehingga prasastinya disebut Prasasti Wurare). Prasasti ditulis dalam bahasa Sansekerta, dan bertarikh 1211 Saka atau 21 November 1289. Arca tersebut sebagai penghormatan dan perlambang bagi Raja Kertanegara dari kerajaan Singhasari, yang dianggap oleh keturunannya telah mencapai derajat Jina (Buddha Agung). Sedangkan tulisan prasastinya ditulis melingkar pada bagian bawahnya.